Entah kenapa pemikiran kalau punya cowo bule itu keren buat beberapa cewe Indonesia. Alasan diantaranya adalah, pertama mereka itu punya fisik yang engga bisa, alias istimewa, ya masuk dalam kategori cowo cakep, putih, tinggi, mata biru punya rambut pirang. Alasan pertama ini yang memotivasi para cewe Indonesia buat memperbaiki keturunan mereka. Anak-anak blasteran khan kebanyakan jadi artis karena punya fisik yang good looking.
Alasan yang kedua berkaitan dengan keuangan. Para bule ini dianggap punya keuangan yang cukup untuk memperbaiki kehidupan perekonomian di Indonesia. Bisa tinggal di luar negeri dan punya gaya hidup yang cukup menyenangkan atau bisa dianggap mewah. Itulah yang selama ini tergambar.
Kalo ngeliat sejarah kita yang pernah dijajah sampe 350 tahun sama Belanda atau bangsa Eropa lainnya. Seharusnya kita punya rasa dendam, ga mau sama bule, tapi justru malah berlomba-lomba buat cari bule. Jadi rada engga singkron gitu.
Alasan yang ketiga adalah soal kesetaraan. Indonesia menganut faham patriarki. Menurut wikipedia - Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Secara tidak langsung pun Indonesia yang mayoritas penduduknya berkeyakinan atau memeluk agama Islam, dalam Islam pun terkandung faham ini. Meski ada satu hadis yang menempatkan wanita dengan nilai 3 sedang lelaki 1. Tapi faham lainnya membolehkan laki-laki memiliki istri hingga 4.
Alasan ke-3 ini yang jadi paling basic banget atau mendasar. Wanita hanya boleh berdiam diri di dapur, mengurus rumah tangga dan anak-anak, tanpa punya mimpi. Meski sudah ada kesetaraan gender tapi ya faham-faham ini masih tetap hidup dan berkembang serta dilestarikan dari generasi ke generasi. Suami itu nomor satu, harus menurut pada suami dan lain sebagainya.
Pepatah sunda bilang kalau perempuan itu hanya, "sumur, dapur dan kasur". Artinya kodrat wanita itu hanya mengurus rumah tangga, mengurus makanan, menjaga anak dan suami, lalu mengurus suami di kasur. Terdengar sangat tidak adil. Rasanya mimpinya tergadai dengan ikatan pernikahan.
Alasan pertama dan kedua itu emang kedengerannya matrealistis banget. Memandang fisik dan materi, tapi buat alasan yang ke-3 ini jadi bahan pertimbangan yang sangat mendasar untuk memilih pasangan hidup. Bagaimana engga, kita menghabiskan sisa waktu bersama hanya untuk melayani tanpa dilayani. Ya.. walaupun tidak se-extrim itu juga sih.
Mungkin tulisan ini terlalu berbau feminisme, tapi engga apa-apalah. Hanya sekedar untuk mengungkapkan apa yang ada di kepala. Karena alasan ke-3 inilah akhirnya menjadi motivasi besar untuk menemukan kekasih seorang dari negara yang bebeda, khususnya dari daratan tanah Eropa.
Sekarang banyak banget aplikasi dating online, dari yang gratisan sampe yang berbayar. Tapi hati-hati juga, engga sedikit dari mereka yang muncul di dating online ini sekelompok sindikat yang sering mempermainkan hati. Ya, ujung-ujungnya niat nipu buat cari uang doang. Udah banyak banget kasusnya. Ya, ketipu sama tampilan media sosial yang bikin silau. Wih asik nich punya mobil mewah, rumah mentereng, anak semata wayang, orang tua udah ga ada, tinggal sendiri, kesepian, punya kerjaan yang bombastis, baru aja putus dari pacarnya, dan lagi ngobatin luka, cari perlarian dan akhirnya menemukan kamu yang udah kayak dewi baru turun dari kayangan. Asli yang kayak gini modusnya segambreng banget. Ya, musti siap dengan berbagai kemungkinan.
Langkah awal buat cari cowo di online lewat dating online akan melahirkan jalan-jalan lain yang sangat panjang dan lebar dan penuh perjuangan kawan. Indonesia itu kawasan Asian, meski Bali jadi daya tarik buat para wisatawan itu dateng, perjalanan pesawat mereka membutuhkan waktu sekitar 18 jam'an atau lebih. Belum lagi ongkos dan lala-lala. Dan sebaliknya, buat cabut ke Eropa juga bukan perkara gampang, uang ada tapi visa ga diterima, ya ga jadi berangkat.
Cuman buat kalian yang emang udah niat banget cari cowo bule, kalian harus yakin pasti bakalan ada jalannya. Dan jalan yang lain tempuh itu engga kayak cewe Indonesia kebanyakan. Pokoknya harus terus berjuang dan jangan patah semangat. Satu lagi, jalan setiap orang itu akan berbeda-beda ya kawan.
Okay, nanti kita akan berbagi cerita lagi.